Breaking News

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA MASA DEWASA






Hasil gambar untuk perkembangan sosial lansia








PERKEMBANGAN SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA MASA DEWASA

Di Susun
Oleh :
Kelompok 2
Rihannah Tuzjuriah
Siti Ruqiah
Nanda Herlita


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
BIMBINGAN KONSELING
TAHUN AJARAN 2016/2017







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah PERKEMBANGAN SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA MASA DEWASA.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing atas segala bimbingan, ilmu, dan nasehatnya yang telah diberikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi penulis dan teman-teman semua. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritikan dan saran yang akan menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang.
Akhir salam penulis mengucapkan Amin Yarobbal Alamin.










Banda Aceh,6 Oktober 2016
                                                                             
                                                                                     Kelompok 2





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Masa dewasa adalah masa untuk bekerja dan bercinta, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi sebagian kita, menemukan tempat dalam masyarakat dewasa dan mencapai kehidupan yang lebih mapan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari yang kita bayangkan. Kita masih bertanya pada diri kita, siapa kita dan khawatir jika tidak cukup untuk menjadi diri kita yang sekarang. Mimpi kita berlanjut dan pikiran kita semakin dalam, namun pada titik tertentu kita menjadi lebih pragmatis.Seks dan cinta adalah hasrat yang kuat dalam hidup kita, disatu sisi sebuah kenikmatan, namun di sisi lain sebuah siksaan.Dan kita  mungkin tidak pernah tahu cinta orang tua sampai kita sendiri menjadi orang tua.sosial menjadi salah satu aspek perkembangan dalam kehidupan pada masa dewasa.
Spiritual berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara, spirit memberikan hidup, menjiwai seseorang. Spiritual meliputi komunikasi dengan Tuhan (fox 1983), dan upaya seseorang untuk bersatu dengan Tuhan (Magill dan Mc Greal 1988), spiritualitas didefinisikan sebagai suatu kepercayaan akan adanya suatu kekuatan atau suatu yang lebih agung dari dirisendiri (Witmer 1989).
Pada masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa – masa sebelumnya, karena pada masa ini individu memasuki kehidupan yang lebih luas.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perkembangan sosial pada masa dewasa ?
2.      Bagaimana perkembangan spiritual pada masa dewasa ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Masa Dewasa
Masa dewasa merupakan satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja. Ia dianggap kritikal karena  disebabkan pada masa  ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosial.

B.     Perkembangan sosial pada masa dewasa.
Dunia sosial pada masa dewasa menjadi lebih luas lagi dan kompleks dibandingkan dengan masa masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan perbedaan  tersebut tidak disebabkan oleh perubahan perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi leebih disebabkan oleh peristiwa peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan, dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson perkembangan sosial selama masa dewasa ini ditandai dengan tiga gelaja penting.
            Tiga Gejala penting menurut Erikson
1.      Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.
2.      Generatif
3.      Integritas

Erikson juga mengemukakan bahwasannya,Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur  20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.

C.     Perkembangan berdasarkan fase kehidupan
a.       Masa dewasa dini (dewasa awal)
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Periode ini secara umum berusia sekitar 18-25 dan berakhir sekitar 35-40 thn.
Dewasa Dini,memiliki ciri-ciri yaitu :
-        Fungsi Fsikis : fungsi organ-organ berjalan dengan sempurna dan mengalami masa produktifitas yang tinggi
-        Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka dapat menggunakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas.
-        Fungsi psikomotorik :Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat secara maksimal, biasanya atlit yang berprestasi mencapai puncak kejayaannya atau klimaknya pada usia dewasa muda.
-        Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih dikuasai, dan lebih supel serta mudah berkomunikasi dengan orang lain.
-        Intelegensi : Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis dan selalu bersemangat untuk  berwawasan luas.
-        Emosional : stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap terkontrol dan cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan bisa mnerima tanggung jawab.
Dilihat dari segi Kepribadian nya :
1.      Masa dewasa dini sebagai masa kreatif
2.       Masa dewasa dini sebagai masa keinginan mandiri
3.      Masa dewasa dini sebagai masa komitmen ; Suatu komitmen dibuat oleh orang dewasa muda karena mereka dituntut untuk menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab bagi kehidupannya sendiri.
4.      Masa dewasa dini sebagai masa ketergantungan
-        Perkembangan Sosial : Masa dewasa dini biasanya akan lebih supel dalam berteman namun kondisi mereka seringkali mengubah cara berteman kerah kelompok-kelompok.
-        Perkembangan Spiritual:  masa dewasa dini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti nilai-nilai adapt istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat tersendiri dihati orang dewasa, namun seringkali dewasa muda belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
b.      Masa dewasa madya (dewasa tengah)
Usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi oleh penurunan daya ingat. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua sub bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia madya lanjut dari 50-60 tahun. Pada periode usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis menjadi lebih kelihatan. Ciri- ciri dari masa dewasa madya yaitu:
-         Fsikis : fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami gangguan-gangguan, seperti penyakit pada saluran pencernaan, dll.
-         Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang baik, tetapi diakhir usia dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan.
-         Fungsi psikomotorik :
Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat, diakhir usia madya kemampuan kaki mulai mengalami keterbatasan.
-         Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih sopan, agak bijak dan lebih dewasa
-         Intelegensi : Kemampuan berfikir masih realistis.
-         Emosional : stabilitas emosi masih sudah seimabang, terkontrol.
-         Sosial : Masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan mengenal tetangga.
-         Spiritual :  sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik kearah religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir.

D.    Perkembangan spiritual pada masa dewasa.
Menurut Dadang Hawali ( 1996) terdapat titik temuh antara kesehatan jiwa dan agama, pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama saling menunjang seperti yang dikatakan oleh Albert Eistein. Ilmu pengetahuan tanpa agama bagaikan orang buta tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang lumpuh merujuk pada penting pengetahuan dan agama untukn jiwa yang sehat banyak dilakukan penelitian yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya.
Kesehatan spiritual merupakan keharmonisan antara individu dengan orang lain, alam dan kehidupan tertinggi kehormatan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan dan system keyakinan mereka dengan hubungan.
Setiap individu mempunyai 3 kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai sehat spiritual yaitu : 
Ø  Kebutuhan akan arti dan tujuan hidup
Ø  Kebutuhan untuk mencintai dan berhubungan
Ø  Kebutuhan untuk mendapat pengampunan

E.     Tahap tahap perkembangan spiritual.
a.      Remaja ( 12-18 tahun)
Pada tahap ini sudah mengrti akan arti dan tujuan hidup, menggunakan kepercayaan dengan mencoba dalam hidup secara alami, mereka dapat bingung ketika menemukan perilaku dan model yang tidak konsisten.
b.      Dewasa muda ( 18-25 tahun)
Pada individu menjalani proses perkembangan dengan melanjutkan pencarian identitas spiritual, memikirkan untuk memilih nilai- nilai dan kepercayaan maka yang dipelajari saat anak –anak dan berusaha melaksanakan system kepercayaan sendiri.
c.      Dewasa pertengahan ( 25-38 tahun)
Dewasa pertengahan merupakan tahap perkembangan spiritual yang sudah benar-benar mengetahui konsep yang benar dan salah. Mereka menggunakan keyakinan moral, agama dan etika sebagai dasar dari system nilai.
d.      Dewasa akhir ( 38-65 tahun)
Periode perkembangan pada tahap ini digunakan untuk instropeksi dan mengkaji kembali dimensi spiritual , kemampuan nintropeksi sama baik dengan dimensi yang lain dan diri individu tersebut biasanya kebanyakan spiritual meningkat.
e.       Lanjut usia ( 65 tahun)
Menurut hobert ( 1887) pada masa ini mereka membayangkan kematian mereka banyak menguliti spiritual sebagai isu yang menarik karena mereka melihat agama sebagai factor yang mempengaruhi kebahagian dan rasa bergunsa bagi orang lain .riset membuktikan orang yang agamanya baik, mempunyai kemungkinan melanjutkan kehidupan lebih baik. Bagi lansia agamanya tidak baik menunjukan tujuan hidup yang kurang, rasa tidak berharga , tidak dicintai, ketidak bebasan, dan rasa takutmati. Sedangkan pada lansia yang spiritualnya baik ia tidak takut mati, dia dapat lebih mampu untuk menerima kehidupan. Jika marasa cemas terhadap kematian disebabkan cemas pada proses bukan pada kematian itu sendiri.

F.      Hal hal yang terjadi pada perkembangan dewasa
1.      Perkembangan fisik
Dewasa awal berusia 18-40 tahun. Puncak kemampuan fisik individu dapat dicapai antara usia 18-40 tahun, yang diikuti dengan kesehatan yang baik. Golongan dewasa awal telah mencapai puncak kekuatan, energi, dan ketekunan yang prima. Secara fisik, mereka mempunyai kekuatan tubuh yang prima sehingga mereka giat melakukan berbagai kegiatan seolah-olah tidak mengenal rasa lelah. Barangkali, berbagai kegiatannya sangat padat dan masing-masing harus memperoleh perhatian serius. Namun, mereka tetap tekun dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya itu sampai menghabiskan banyak waktu, energi, atau biaya. Akibatnya mereka bekerja sampai malam bahkan kadang-kadang lupa mengurus dirinya sendiri. Hal itu karena ditopang oleh kondisi fisik yang sehat juga didukung kemauan dan ketekunan yang luar biasa (motivation, commitment, endurance).

2.      Perkembangan Kognitif.
Warner schaie (dalam Hoffman, Paris, dan Hall, 1994:Papalia, Olds, dan Feldman, 2001:Santrock, 1999) berdasarkan pandangan Jean Piaget, mengemukakan tahap perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif tersebut dikaitkan dengan kehidupan pekerjaan yang dialami individu semasa muda. Schaie membagi tahap perkembangan kognitif dewasa awal menjadi beberapa tahap, yaitu:
a.       Tahap menguasai pengetahuan dan keterampilan (acquisitive, 6-25 tahun).
Yang dimaksud dengan tahap acquisitive adalah tahap yang terjadi pada masa anak-anak dan masa remaja (bahkan dewasa awal) dan mereka berusaha mengetahui pengetahuan dan ketrampilan melalui jalur pendidikan (formal dan nonformal) guna mempersiapkan masa depannya, terutama ketika mereka bekerja dalam lembaga-lembaga sosial masyarakat. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam memberi semangat dan dukungan anak-anaknya agar memperoleh pendidikan terbaik. Demikian pula tersedianya lembaga-lembaga pendidikan yang baik di masyarakat akan dapat menguntungkan bagi terciptanya kualitas sumber daya manusia yang andal.
b.      Tahap pencapaian prestasi (achieving stage, 24-34 tahun).
Masa pencapaian prestasi dianggap sebagai kemampuan untuk mempraktikkan seluruh potensi intelektual, bakat, minat, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperoleh selama masa akuisitif ke dalam dunia karier. Individu telah menempuh pendidikan formal jenjang akademi, atau universitas, kemudian ia mulai memasuki jenis pekerjaan praktis. Ia mencoba menerapkan ilmu dan ketrampilannya, apakah cocok atau tidak, dengan jenis pekerjaan yang dihadapinya.

c.     Tahap tanggung jawab (responsibility stage).
 Sebagai makhluk sosial, mau tak mau seseorang harus mampu mempertanggung jawabkan segala tindakannya secara etika, moral kepada masyarakat.
Demikian pula orang yang memasuki masa dewasa awal, akan dituntut rasa tanggung jawabnya sebagai individu yang bekerja di lembaga sosial tempat ia bekerja, serta dituntut tanggung jawabnya sebagai individu yang telah membina kehidupan rumah tangga. Jadi, yang disebut dengan masa tanggung jawab, menuru schaie adalah rasa tanggung jawab yang harus diwujudkan dalam kehidupan masa dewasa awal sebagai seorang yang bekerja di lingkungan lembaga sosial-pekerjaan ataupun lembaga sosial keluarga. Hal ini dicapai masa dewasa awal hingga masa dewasa menengah.

3.      Perkembangan Emosi, Sosial, dan Moral
       Pada masa dewasa ini, perkembangan emosi, sosial, dan moral sangat berkaitan berbagai macam perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Hal ini saja menimbulkan minat-minat yang berbeda yang menjadi fokus pada masa usia dini. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status dari belum nikah ke status menikah, menjadi orang tua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan.
Untuk perkembangan sosialnya, sebagaimana yang ditekankan oleh erikson, masa dewasa dini merupakan masa krisis isolasi (Hurlock, 1991). Hal ini dikarenakan kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan, dan keluarga.

G.    Pengkajian kebutuhan dasar spiritual dewasa
Ekspresi adaptif dan maladaptif dari kebutuhan spiritual dapat dilihat dibawah ini :
a. Kepercayaan (Kepercayaan diri dan memiliki daya tahan).
1) Menerima yang lain agar mampu bertemu dengan kebutuhan
2) Kepercayaan dalam hidup
3) Menerima hasil dari hidup
4) Terbuka kepada Tuhan
5) Menunjukan ketidaknyamanan dengan kesadaran diri sendiri
6) Mudah tertipu
7) Merasakan hanya orang dan tempat tertentu saja yang aman
8) Mengharapkan orang menjadi tidak ramah dan tidak dapat dipercaya
9) Tidak sabar
10) Takut akan kehendak Tuhan

b. Pemaafan (Menerima ketidaksempurnaan diri dan lainnya).
1) Tidak menghakimi
2) Memandang penyakit berdasarkan realitas
3) Mengalami pemaafan diri sendiri
4) Menawarkan untuk memaafkan yang lain
5) Menerima pemaafan dari Tuhan
6) Mempunyai pandangan secara realistis di masa lalu - Memandang penyakit sebagai hukuman
7) Percaya Tuhan menghukum
8) Merasa untuk memaafkan tergantung dari perilaku
9) Tidak bisa untuk menerima diri sendiri
10) Diantara mencela diri sendiri atau mencela pekerjaan

c. Cinta dan hubungan (Mengungkapkan rasa dicintai Tuhan dan lainnya).
1) Menerima bantuan
2) Menerima diri sendiri
3) Mencari kebaikan lainnya - Merasa yang lain menghakimi dia
4) Berkelakuan diri sendiri secara deskriptif
5) Menolak untuk kerjasama dengan tim kesehatan
6) Mengkhawatirkan tentang pemisahan dari mencintai seseorang
7) Penolakan diri atau menunjukan salah harga diri dan sifat egois
8) Kekurangan hubungan cinta dengan Tuhan
9) Merasa ada jarak dan terpisahkan dari Tuhan

d. Keyakinan (Menggantungkan kebijakan bersifat illahi kepada Tuhan).
1) Motivasi terhadap pertumbuhan
2) Mengungkapkan kepuasan dengan keterangan dari hidup setelah mati
3) Mengungkapkan kebutuhan untuk masuk kedalam naungan besar dari drama cerita manusia
4) Mengungkapkan kebutuhan tanda, ritual
5) Mengungkapkan kebutuhan dari makna untuk membagi kepada komunitas seiman - Mengungkapkan dua perasaan yang saling bertentangan tentang Tuhan
6) Kekurangan iman di luar batas kewajaran kekuatan atau Tuhan
7) Ketakutan mati atau hidup setelah mati
8) Putus asa, dan marah dengan Tuhan
9) Ketidakjelasan nilai, kepercayaan, dan tujuan
10) Konflik nilai
11) Kekurangan komitmen

e. Kreativitas dan harapan (Bertanya informasi tentang kondisi).
1) Berbicara tentang kondisi realistis
2) Menggunakan waktu selama sakit dengan hasil yang bermanfaat
3) Mencari jalan untuk menunjukan diri sendiri
4) Lebih suka menemukan kenyamanan di dalam diri daripada fisik diri atau kriteria duniawi
5) Mengungkapkan harapan dimasa depan
6) Terbuka terhadap kemungkinaan dari ketentraman - Mengungkapkan ketakutan dari kehilangan kontrol
7) Mengungkapkan kebosanan
8) Kekurangan visi dari kemungkinan alternatif
9) Ketakutan terapi
10) Keputusasaan
11) Tidak dapat membantu diri sendiri atau menerima diri
12) Tidak dapat menikmati apapun
13) Meletakkan hidup atau keputusan besar di genggaman

f. Maksud dan tujuan (Mengungkapkan kepuasan hidup).
1) Tinggal hidup di kesepakatan dengan sistem nilai
2) Menerima atau memanfaatkan penderitaan untuk mengerti diri sendiri
3) Mengungkapkan maksud hidup atau mati
4) Mengungkapkan komitmen dan tujuan akhir orientasi
5) Mempunyai makna jelas dari apa yang penting
6) Mengungkapkan tidak ada tujuan untuk hidup
7) Menemukan tidak ada maksud dalam penderitaan
8) Mempertanyakan maksud penderitaan
9) Mempertanyakan tujuan dari penyakit
10) Tidak dapat membentuk tujuan akhir atau mempunyai tujuan akhir tak bisa dicapai
11) Mencaci maki obat atau alkohol
12) Bercanda tentang hidup setelah kematian

g. Anugrah atau Karunia (Hidup di pergerakan)
1) Merasakan berkat dan kemewahan
2) Merasakan anugrah yang diberikan di akhirat kepada diri dari Tuhan
3) Merasakan ketentraman atau kebulatan hati
4) Cemas tentang masa lalu dan masa depan
5) Berorientasi kearah penghargaan atau hasil
6) Fokus pada penyesalan





DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock; Psikologi Perkembangan. Jakarta : Bumi Aksara
Hidayati, Wiji, M. Ag.2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: TERAS
Dahlan, M. Djawad, 2001. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Rosda
Desmita,2007..Psikologi Perkembangan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By